Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus melakukan kajian tentang perkembangan sistem pelaporan keuangan. Setelah mengadakan sosialisasi konsultan pajak bekerja sama dengan Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) Malang, Desember lalu, pekan ini Akuntansi kembali menggelar acara penting. Bekerjasama dengan Kementerian Keuangan RI, Akuntansi mengadakan sosialisasi dan Training of Trainer (ToT) International Finacial Reporting Standard (IFRS), Jumat (14/01), di ruang teater UMM Dome. Acara akan dilanjutkan Sabtu (15/01) di ruang sidang senat UMM.
Ketua Pelaksana, Dra. Sri Wibawani, MSi., Ak, menjelaskan acara ini akan diisi oleh Setjen Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) Kemenkeu RI dan diikuti oleh ratusan peserta. Selain dosen dan mahasiswa UMM, peserta yang sudah konfirmasi hadir antara lain dari kalangan perguruan tinggi di Malang, perguruan tinggi Muhammadiyah se-Jatim, Pimpinan Wilayah Aisyiyah, serta mitra kerja yang selama ini bekerjasama dengan Akuntansi UMM.
“Sosialisasi ini sangat penting mengingat tuntutan pelaporan keuangan sekarang harus merujuk pada standar internasional. IFRS merupakan standar pelaporan yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang go public,” kata Sri Wibawani.
Dengan demikian, kemampuan mengaplikasikan dan menganalisis IFRS merupakan sebuah keharusan. IFRS, menurut Wibawani yang juga dosen Akuntansi UMM ini, berpotensi akan membutuhkan tenaga ahli akuntan publik yang memahaminya. Untuk itu sosialisasi ini sangat penting bagi mahasiswa dan dosen.
Wibawani menyontohkan, saat ini lembaga atau perusahaan bisa memilih berbagai metode pelaporan. Seperti, Entitas Tanpa Akuntansi Publik (ETAP) ataupun Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), maupun Syari’ah. Namun bagi perusahaan yang akan go international maupun go public maka IFRS menjadi keharusan.
Berbeda dengan PSAK, IFRS memiliki standar yang lebih rumit. Misalnya, dalam penghitungan aset, masih sering terjadi kesulitan apakan menggunakan penghitungan historical cost ataukah fair value. Namun menurut Wibawani, keunggulan IFRS adalah priciple based (berbasis subtansi), sedangkan PSAK rule based (berbasis aturan).
Sebagai negara anggota G-20, Indonesia harus mulai mengkonvergensi IFRS pada tahun 2011-2012 ini. “Untuk itu kami berinisiatif mengenalkan IFRS ini lebih awal kepada publik, terutama kalangan sivitas akademika dan praktisi akuntansi publik,” beber Wibawani lebih lanjut.
Ke depan, prodi Akuntansi UMM juga akan menggelar kuliah umum dengan tema lain bekerjasama dengan Ikatan Akuntansi Publik Indonesia (IAPI). Rencananya HMJ Akuntansi akan menghelat acara ini pada akhir bulan Maret.(nas)
Sumber : http://www.umm.ac.id/id/umm-news-1782-akuntansi-sosialisasikan-konvergensi-ifrs.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar